Ramadan Melatih Kasih Sayang
30 March 2023
Selagi kasih sayang mengisi dan memenuhi hati manusia, maka tidak ada dorongan yang timbul dari hati kecuali memberi dan memberi. Tak pernah terbesit keinginan untuk menuntut, apalagi merampok kebahagiaan orang lain. Selain itu, tidak pernah terlintas untuk menyakiti apalagi merugikan orang lain.
Mindset ketakwaan mematrikan kesadaran bahwa kebahagiaan tidak bisa direnggut dari orang lain, dengan menuntut, apalagi merampas kebahagiaan yang telah bersinggasana di hati sesama. Bahagia justru didapatkan dengan cara kita berbagi kebahagiaan bagi sesama dengan dijiwai ketulusan.
Kalau Anda hendak memancing air melalui mesin pompa air, biasanya mengalami kendala, maka kita menyirami sejenak air ke dalam pompa tersebut, sehingga mendadak air menyembur deras dari pompa . Iya, kalau Anda ingin merasakan kebahagiaan di hati, maka sudah seharusnya Anda semakin rajin menebar dan membagikan kebahagiaan bagi sesama.
Di bulan Ramadhan, kita tidak hanya disuruh terus memohon kasih sayang Allah yang tanpa batas. Tidak hanya diajak agar terus optimisme dengan kasih sayang Allah yang tak pernah kering. Dalam situasi sesulit apapun, kita masih terus berharap kasih sayang Allah menjangkau sekaligus memeluk kita.
Kasih sayang bak matahari yang memancar, menyebar dan menyirami seluruh bumi. Hanya ruang-ruang tertutup saja yang tak mendapatkan pancaran cahayanya. Demikian juga kasih sayang Allah meliputi semua manusia, bahkan segala sesuatu dalam liputan kasih sayang-Nya. Hanya orang pongah, sombong dan angkuh saja yang tidak tersentuh kasih sayang Allah. Mengapa? Karena jiwa-jiwa mereka tertutup, sehingga cahaya kasih sayang-Nya tidak bisa menerobos jiwanya.
Siapa yang mendapatkan kasih sayang Allah? Agar Anda gampang mendapatkan kasih sayang Allah, kata Guru Mulia Syekh Muhammad Dhiyauddin Kushwandhi, jadilah kau seperti samudera. “Meskipun tidak pernah meminta air, samudera menjadi muara dari semua air”. Air meresap dan menempel diantara akar-akar pepohonan, air hujan atau air sungai yang mengalir deras. Kesemuanya bermuara di samudera.
Apa rahasianya? Samudera menjadi muara dari semua air karena samudera dikenal dalam lagi luas. Demikian juga, jika Anda ingin menjadi tempat “pencurahan” rahmat Allah, maka jadikan jiwamu bak semudera yang dalam lagi luas. Hati yang dalam, artinya tidak pernah ada kecongkakan, kesombongan, apalagi perasaan lebih baik. Bahkan, dia selalu hadir menjadi seorang hamba yang merasa berlumur dosa dan berlapis kehinaan.
Ketika kita hadir di hadapan Allah sebagai sosok yang membawa gunungan dosa, maka Allah akan mengikis dan membersihkan dosa-dosa itu. Bahkan menarik kita menjadi kekasih-Nya. Ketika kita mendatangi Allah dengan perasaan yang penuh dengan kehinaan, maka Allah akan membasuh seluruh kehinaan kita, lalu mengganti dengan gaun kemuliaan.
Semakin dalam diri Anda, maka semakin banyak menampung rahmat Allah Swt. Makin merendah seseorang, tanpa disadari dia semakin meninggi derajatnya. Seperti halnya orang yang sujud, maka posisi ruhaninya berada di ketinggian.
Selain itu, jadikan jiwamu sebagai medan yang luas. Tanda jiwa yang luas dan lapang adalah selalu tergerak untuk berbagi pada sesama. Tak pernah membiarkan mental pelit dan apalagi memenuhi jiwa dengan kekurangan. Dia selalu terdorong memberi, baik dalam keadaan lapang ataupun sempit. Dia tak pernah terbesit meminta apalagi membebani orang lain. Baginya, hanya kepada Allah saja ia boleh meminta, merunduk, mengemis dan berharap. Sementara pada sesama, ia fokus berbagi dan memberi.
Kasih Sayang Membuka Solusi
Ketika diterpa masalah, biasanya orang akan bergerak, bagaimana caranya menemukan jalan keluar dan solusi yang efektif. Berbagai bentuk strategi ditempuh untuk keluar dari cengkraman masalah. Sebagian memutar otak bagaimana keluar dari jeratan masalah. Akan tetapi, masalah tidak segera beranjak bahkan makin mencengkram kuat.
Jadikan Al-Qur’an seperti jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi. Dengan apa? Dengan bertakwa pada Allah. Salah satu ciri orang bertakwa adalah menyayangi sesama, dalam artian berbagi dengan sesama.
Kalau masalahmu tidak kunjung reda, maka datanglah pada saudaramu yang sedang bermasalah, mungkin Anda berkapasitas menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. Jika Anda hadir sebagai penyelesai masalah orang lain, insya Allah masalahmu juga akan Allah selesaikan.
0 comments