Keindahan Menghiasi Semesta Jiwa
23 June 2024
Betapa banyak
waktu kita diserap oleh pesona yang bertebaran di luar. Kekaguman kita pun
berhenti pada hiasan-hiasan eksternal. Kita tahu bahwa keindahan yang memancar
di luar akan terus mengalami perubahan. Kadang mengembang, kadang juga
menyusut. Setiap yang kita pandang sempurna akan mengalami entropi atau
ketidakteraturan. Rembulan yang indah memesona setiap mata yang menyaksikannya.
Kiranya, berapa lama rembulan sanggup memamerkan pesonanya? Ketika malam
benar-benar gulita, rembulan itu benar-benar terlihat indah. Akan tetapi,
ketika fajar pagi menembus semesta, pelan-pelan cahaya matahari merangkak, maka
perlahan-lahan cahaya rembulan itu memudar pesonanya. Bahkan kemudian tersapu
oleh sinar matahari yang memancar terang. Hingga kemudian tidak terlihat sama
sekali.
Intinya segala keindahan yang tergelar di luar tidak abadi. Cenderung terbit tenggelam, pasang surut. Bergonta-ganti. Bergiliran. Ketika orang hendak menggenggam dan mempertahankan keindahan yang diperoleh, maka dia akan terpasung dalam penderitaan. Karena pasti dia tak bisa mempertahankannya. Seorang wanita yang mendapatkan banjir pujian dari banyak orang oleh karena kecantikan yang memukau, maka dia terus meneguhkan posisinya sebagai wanita tercantik sepanjang masa.
Kiranya, berapa
lama dia bisa mempertahankan dirinya agar tetap muda dan cantik? Ketika usianya
terus merangkak menuju senja, maka kecantikan yang selama ini dibanggakan akan
lenyap, memudar sama sekali, dan bahkan terkesan kehadirannya cenderung
menggelikan sekaligus menjengkelkan. Kalau dia ingin terus menerus terlihat
cantik dan muda, tentu saja dia akan ditarik di palung penderitaan yang dalam.
Karena dia tahu bahwa dia tidak mampu mempertahankan kemudaan dan kecantikannya.
Apalagi mau mengembalikan di masa-masa dia bersinar.
Apa yang
hendak saya sampaikan melalui tulisan ini? Kalau orang mencari keindahan
sekaligus kebahagiaan yang mengalir dari luar, tentu dia tidak akan
mendapatkannya. Kebahagiaan itu hanya didapatkan dari perkara yang abadi.
Sementara keindahan yang temporal hanya bisa menyetorkan rasa senang.
Kesenangan mudah menguap seperti orang yang bermain pesta kembang api. Mereka
bergembira ria ketika kembang api bertaburan. Namun, berapa lama semarak
kembang api itu disaksikan. Tidak lama. Setelah itu, pelan-pelan redup, bahkan
akhirnya sunyi. Hanya sebentar saja.
Karena itu,
selagi kebahagiaan kita tertambat pada sesuatu yang berada di luar, yakinilah
semuanya akan berlalu. Datang dan pergi. Akan tetapi, kalau kita menyusuri
keindahan yang bertempat di dalam hati kita, insya Allah keindahan ‘disini’
tidak akan pernah redup.
Bagaimanya
menyingkap keindahan di dalam? Tentu saja dengan bahan-bahan batin yang
tersedia. Keindahan hanya ditangkap oleh hati yang rendah hati, alias tawadhu.
Tawadhu bukan hanya efektif menyerap ilmu baru yang bertenaga, akan tetapi juga
bisa memperindah jiwa kita. Kita takkan pernah terdorong untuk dengki dengan
kebahagiaan yang didulang orang lain, sekaligus tidak bersikap congkak dengan
segala pencapaian yang kita dapatkan.
Adalah seorang
tukang kebun. Tugasnya hanya menyirami bunga-bunga yang terhampar di depan
kantor perusahaan, sembari menyapui kotoran yang berserakan di sekitarnya.
Kehadirannya memastikan halaman dan juga bagian dalam kantor sudah dalam
keadaan bersih sebelum para pekerja yang lain memasukinya. Dia benar-benar
menerapkan hadis bahwa kebersihan sebagian dari iman.
Hatinya tidak
terselip sama sekali obsesi untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dari
pekerjaan sekarang. Dia bukan hanya menerima pekerjaannya sebagai tukang kebun,
bahkan dia sangat bersuka cita. Baginya, bersih-bersih tidak sekadar dipandang
sebagai pekerjaan, akan tetapi untuk melayani orang lain agar menemukan
keindahan dimana-mana. Kemudian merambat pada pikiran yang kreatif dan lincah
dalam mengerjakan tugas-tugas di perusahaan. Dia ingin menjadi ‘wajah’ terdepan
perusahaan dengan tata taman yang indah. Bukan hanya karyawan perusahaan itu
yang menarik manfaat dari keindahan yang tergelar, tapi relasi perusahaan yang
berkunjung pun bisa mengakses manfaatnya.
Karena hatinya
hanya berpikir yang indah-indah setiap hari, maka keindahan pula yang terbawa
pada hatinya. Dia sangat tawadhu bertemu siapa saja. Keindahan taman itu
dikalahkan oleh pesona orang ini. Ketika ada orang tertimpa masalah, kedukaan
menyergapnya, maka memandang wajah tukang kebun yang sederhana, selalu mengulum
seutas senyum yang indah dan begitu rendah hati, mendadak kekusutan jiwanya
lenyap, berganti kebahagiaan. Karyawan mungkin sering mendapatkan semburan dari
bosnya. Dia tidak hanya dituntut bekerja, bahkan diperlakukan sebagai anak
babu. Gelombang kegelisahan kian mendesak mendatanginya. Seketika melihat wajah
tukang kebun tersebut, maka hilanglah seluruh kegelisahan yang merongrong
jiwanya.
Kalau Anda begitu terpesona dengan bunga yang bermekaran di taman, maka sadarilah, di hatimu juga ada bunga yang lebih indah daripada taman yang tumbuh di antara taman-taman. Kalau Anda hanyut mendengar kicau burung yang merdu dan bersahut-sahutan, sadarilah Anda punya potensi kalimat-kalimat yang jika kau ungkapkan akan membawa keteduhan dan kesejukan di hati sesama.
Bukan hanya itu,
boleh jadi kalimat yang Anda sampaikan bisa menjadi penyembuh segala bentuk
penyakit yang menggerogoti hati manusia. Kalau Anda begitu terkagum dengan
cahaya purnama, sehingga Anda terserap dalam keindahannya, maka sadarilah
manusia bisa lebih memesona daripada purnama dengan menghadirkan akhlak yang
mulia. Keindahan akhlak tidak hanya dirasakan ketika menemui Anda, bahkan ketika
terpisah dari Anda, akhlak itu tetap menggema dan bahkan mengubah orang lain.
Suatu saat,
saya berjumpa dengan seorang ulama dari Inggris. Saya menatap wajahnya, seketika
ada keteduhan menyusup ke dalam hati saya. Bukan hanya merasa teduh. Ketika
beliau meninggalkan kami pulang ke negaranya, akhlak dan perilaku yang
dipancarkan masih tetap tertanam dalam hati saya. Dia bukan hanya menjadi
rembulan, tapi juga memandu yang lain menjadi rembulan yang indah.
Andaikan
manusia bisa mengoptimasi seluruh potensi ruhani yang terpendam dalam dirinya,
maka dia merangkum seluruh keindahan yang tergelar di dunia ini.
0 comments